Selasa 19April 2022, Hamti Padang melaksanakan diskusi dan buka bersama. Acara dilaksanakan di sekretariat hamti padang. Menu buka bersma ini dimasak oleh anggota-anggota hamti padang. Budaya masak memasak ini telah di bawa sejak bersekolah dulu di Tarbiyah Pasia. Dimana setiap adanya kegiatan, jarang membeli sambal, melainkan memasak bahan yang akan dijadikan santapan bersama. Perihal memasak merupakan salah satu pengikat tali silaturrahmi antar sesama, melatih kemandirian, melatih kesabaran juga, ujar surya fadli salah seorang pengurus hamti padang.
Kemudian dilanjutkan dengan percakapan ringan antar sesama anggota Hamti Padang. Mulai dari bagaimana perkuliahan , bagaimana berorganisasi, dan bagaimana hidup mandiri selama berkuliah karena mayoritas anggota hamti padang adalah mahasiswa/i yang berasal dari luar kota Padang. Sembari itu beberapa dari senior juga tampak datang, lebih tepatnya uda-uni dari tamat Tarbiyah Pasia tahun 2004, 2005, dan bahkan yang tamat di Pasia Tahun 1999 pun ada.
Selain sambal yang dimasak , takjil yang menjadi awalan buka bersama pun juga dibuat oleh anggota hamti.
Selapas shalat dan makan, diskusi pun berlanjut. Cukup menarik, ditambah lagi kehadiran uda-uda uni-uni yang telah lebih dahulu berproses. Awalnya memang sedikit agak kaku, dengan batasan umur yang agak jauh, namun perlahan mulai cair.
Dalam pembahasan diskusi yang santai ini, pembahasan tidak hanya seputar perkuliahan saja. Melainkan sudah sedikit luas dengan melihat realitas hari ini. Mulai dari diskusi tentang hamti padang, ketarbiyahan , Cara pandang berfikir sebagai mahasiswa menjadi mahasiswa, dan bagaimana berproses menjadi mahasiswa yang lulusan pesantren, menjadi point-point dalam diskusi ini. Tanggapan demi tanggapan menjadikan diskusi lebih menarik.
Pada akhirnya beberapa hasil diskusi dirangkum oleh moderator. Hamti Padang sebagai organisasi almamater Tarbiyah Pasia yang berada di kota Padang merupakan rumah pertama bagi alumni Tarbiyah Pasia yang berkuliah di Padang. Selanjutnya, memahami tentang Ketarbiyahan dan kemahasiswaan dapat dilihat dari 3 aspek, pertama Tarbiyah sebagai Ideologi, kedua Tarbiyah sebagai Ilmu, ketiga Tarbiyah sebagai gerakan. Tujuannya ialah menjadikan para mahasiwa tetap berpegang teguh dengan Kaji selama di sekolah dan mampu beradaptasi dengan budaya kemahasiswaan, yakni membaca, berdiskusi, menulis, dan berorganisasi.