Minggu 14 Juni 2020, suasana berkabung masih menyelimuti Tarbiyah Islamiyah Pasia. Hal ini tampak dengan kehadiran Alumni angkatan 58 (1998-2005) melakukan takziyah dihari ketujuh setelah wafatnya Buya H. Awiskarni Husin. Di samping pusara mereka melakukan yasinan, tahlilan dan do’a bersama yang diniatkan bagi Guru.
Menurut Ilham Putra sebagai ketua angkatan ini, kegiatan ini dilakukan karena pada hari wafatnya Buya H. Awiskarni Husin belum seluruhnya alumni seangkatan yang sempat hadir melepas buya. Kegiatan ini diawali dengan takziyah ke rumah duka. Menyampaikan permintaan maaf kepada ahli waris dari murid yang selama ini diasuh dan belajar bersama buya. Setelah itu rombongan melakukan yasinan, tahlilan dan do’a bersama di samping pusara buya.
Hal senada juga disampaikan Yopi Mardiansyah, angkatan 58 ini banyak berkisah bersama buya. “Hal yang paling berkesan kami bersama buya adalah beliau orangnya rapi. Dua tahun saya dan kawan-kawan setiap hari libur sekolah melakukan pengecatan pintu dan kusen lokal lantai satu. Usahakan cat kusen tidak mengotori tembok dinding sekolah. Pernah juga kami disuruh menomori kursi belajar. Setiap nomor di kursi tersebut akan ada catatan nama murid yang duduk di kursi tersebut. Ini contoh ringan bagaimana beliau sangat menjaga amanah, karena apa yang ada di sekolah, baik itu kursi, pembatas lokal, keramik dan hal lainnya sebagian besar merupakan waqaf dari jama’ah beliau”, kata Yopi.
Selepas melakukan yasinan, tahlilan dan do’a yang diniatkan bagi buya, rombongan alumni angkatan 58 ini melakukan makan bersama di teras sekolah. “Hal ini dalam rangka bernostalgia dengan buya, karena dulu setiap goro hari Sabtu yang laki-laki dengan buya mencat pintu dan kusen, kami yang perempuan dengan ibuk Neng melakukan masak-masak di bawah janjang. Menu yang paling sering waktu itu adalah kolak labu dengan ketan pulut” tutur Refni Meri Yanti yang pada hari itu bertindak sebagai ketua konsumsi.