Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Kita, manusia adalah makhluk Allah. Demikian juga waktu, semua adalah ciptaan Allah. Maka sebagai hamba Allah. Tugas kita adalah mengisi waktu. Sementara dalam menjalani hidup ini, dibatasi oleh Allah dengan umur (masa ketika kita di dunia), maka apabila waktu itu habis disitulah umur akan berakhir. Dalam sebutan agama disebut dengan ajal (batas hidup yang ditentukan Allah/ akhir dari sebuah kehidupan). Firman Allah :
“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaatpun)” (QS. Al A’raf Ayat 7:34)
Berdasarkan apa yang dikatakan Allah Subhanahu wata’ala, maka kita hendaknya harus sadar dan tahu diri, bahwa kita ini adalah makhluk yang harus tunduk dengan segala apa yang ditentukan sang Khaliq. Sebagai seorang muslim, tentu kita semua berkeinginan bahwa hidup kita ini memberi berkah untuk hari esok, bukan sebaliknya.
Namun, terkadang dalam banyak keinginan itu, seringkali manusia terlalaikan dalam menjalankan syariah, sehingga mengakhiri hayat dengan kekecewaan. Bukankah penyesalan diakhir tiada guna . Dalam Al Qur an Allah gambarkan :
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya dihadapan Tuhannya, (mereka berkata), Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar maka kembalikanlah kami (ke dunia). Sungguh kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh kami adalah orang-orang yang yakin. (QS As Sajadah 32:12)
Dalam perjalanan hidup dan waktu. Maka pada hari ini, ada kita yang masih kecil, muda bahkan ada yang sudah tua dan pastinya akan mati dan meninggalkan dunia ini. Allah Subhanahu Wata’ala sebagai sang khaliq yang menciptakan segalanya, telah menciptakan untuk kita waktu dengan berbagai variasinya. Tinggal bagaimana manusia memanfaatkannya.
Sekarang Sya’ban kita lalui dan Ramadhan kita tunggu. Dimana pada bulan itu telah difardhukan oleh Allah Subhanahu Wataala sebuah amalan yang dinamakan dengan puasa,
Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS Al Baqarah 2:183)
Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa adalah kewajiban yang diamanahkan bagi orang yang beriman, yaitu orang yang meyakini bahwa ini adah anjuran Allah dan harus dilaksanakan.
Secara umu, pelaksanaan puasa mampu dilaksanakan oleh semua orang, namun untuk kehati-hatiannya dengan tidak ternodai oleh berbagai perbuatan yang akan mengotorinya ini hanya akan mampu dilaksanakan oleh hamba-hamba yang beriman. Kenapa orang yang beriman, karna dalam diri orang yang berimanlah segala gerak dan aktifitasnya dia rasakan senantiasa dalam control Allah (semoga kita termasuk diantaranya). Bagi hamba yang beriman, tidak ada dalam dirinya istilah sendiri, walaupun dalam pandangan mata berada dalam kesendirian, namun dalam dirinya selalu ada Allah.
Dalam Islam semua aktivitas agama penuh hikmah, tak terkecuali puasa. Karena dengan puasalah kebersamaan akan terwujud. Bahkan lapar yang selalu dirasakan kalangan orang-orang miskin, juga akan dirasakan oleh sikaya. Hari ini mari kita mulai mengukur dan diri. Sebagai hamba Allah sudahkah kita menghambakan diri, sebagai calon mati sudahkah kita mempersiapkan bekal.
Maka, dalam masa yang diciptakan Allah, disitulah kita dianjurkan mengambil manfaat, mari kita isi Ramadhan kita dengan berbagai amalan shaleh, mari kita hidupkan kebersamaan, mari kita hidupkan berjama’ah. Dengan pelaksanaan itu semua, maka kita akan di kategorikan oleh Allah sebagai manuia taqwa penghuni syuga, karna memang syurga disediakan oleh Allah untuk hamba-hamba Nya yang bertaqwa. Dalam Al Qur an di khabarkan :
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari tuhanmu dan mendapatkan syurga yang luasnya seluas lngit dan bumi yang diediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali Imran 3:133)
Dari pembelajaran syari’at Islam, mari kita persiapkan diri sepanjang masa, bersegra pada keampunan Allah. Amal shaleh, tidak hanya di bulan Ramadhan, baca qur an tidak hanya di bulan Ramadhan, namun mari kita jadikan Ramadhan sebagai sekolah untuk mendidik dan melatih kita untuk mengkondisikan diri kita selalu dalam agama. Insya Allah habis Ramadhan kita tetap kuat beramal sebagaimana kita perbuat di bulan Ramadhan dan akhiri hayat dengan husnul khatimah.
Wassalam