Dalam rangka haul Buya H. Awiskarni Husin, Alumni MTI Pasia mengangkatkan kegiatan bedah buku selepas acara haul di halaman Pondok Pesantren MTI Pasia, Selasa 25/5.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menupas buku yang berisi kenangan Alumni, Guru dan siapa saja yg punya kenangan bersama Almarhum Buya H. Awiskarni Husin semasa hidupnya. “ide dari pembuatan buku ini muncul setelah wafatnya buya H. Awiskarni” ungkap Muhammad Yusuf pada saat buku ini di launching. Proses launching ini ditandai dengan diserahkannya buku “Petuah dan Teladan yang Tak Terlupakan” oleh Rahmat Efendi selaku Pengurus Ikatan Alumni MTI Pasia kepada pimpinan Pondok Pesantren MTI Pasia Buya H. Dulyamani, Lc, MA
Kegiatan yang dipandu oleh Afrinur Zaqia ini mendaulat Zelfeni Wimra yang menulis catatan pembuka pada buku ini dan Muhammad Yusuf yang menjadi editor untuk mengupas dan memaparkan isi dari buku ini.
Zelfeni Wimra dalam penyampaiannya menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi kegiatan yg bermakna bagi dirinya. “sebetulnya sudah sangat banyak sumbangsih dari guru dan ulama kita, walaupun guru-guru kita mengajar lillahi ta’ala namun kita rugi ketika keluruhan ini tidak terekam sehingga ada yang terputus tentang ketauladan bagi kita”, kata wimo.
Muhammad Yusuf juga mengaminkan apa yang disampaikan wimo, “kharismatik beliau sangat terasa setelah hari ini beliau tidak bersama kita, banyak dalam buku ini yang mengungkapkan bahwa beliau sangat berkharismatik, begitupun dengan pribadi beliau yang amanah dalam menjaga waqaf”. Hal inilah yg senantiasa akan di tauladani oleh adik-adik kita nantinya dengan membaca buku ini.
Zainal Abadi salah seorang Alumni menanggapi dan memberikan komentarnya tentang buku ini. “Barangkali karena persiapan yang singkat kita menemukan beberapa kelemahan dalam buku ini, seperti tulisan yang sedikit kabur dan berukuran kecil. Terlihat juga kurang tersusunnya pengelompokkan angkatan alumni pada buku ini. Kita berharap pada cetakan berikutnya hal ini menjadi perhatian”, ungkap Komisioner KPU Agam ini.
Di akhir kegiatan bedah buku ini, juga diminta perwakilan alumni dan guru menyampaikan kenangannya selama bergaul dengan buya H. Awiskarni Husin. Ustadzah Daimar yang mewakili guru mengungkapkan kesan mendalamnya bersama almarhum buya. “Buya orangnya penyayang, itu saya rasakan semenjak menjadi murid beliau sampai saya sudah menjadi guru. Makanya saya walaupun saat ini bertugas di Sekolah Dasar, namun di hari minggu masih saya usahakan untuk mengajar sambil mengulang-ulang kaji di sekolah kita ini. Saya juga diamanahkan oleh mendiang agar patuh dan taat kepada suami. Kemanapun harus seizin suami” begitu ungkap Ustadzah Daimar.
Kegiatan bedah buku ini ditutup dengan pembacaan puisi karya Mike Juniati oleh Lispa Neli dan puisi karya Zelfeni Wimra dibacakan oleh Muhammaf Yusuf.